Hoax Bikin Cemas, Fakta Bikin Cerdas: Kontribusi KKM 50 Untirta Untuk Orang Tua di Era Digital.

 

Hoax Bikin Cemas, Fakta Bikin Cerdas: Kontribusi KKM 50 Untirta Untuk Orang Tua di Era Digital.  Di era digital yang semakin canggih ini, informasi bisa menyebar hanya dalam hitungan detik. Sayangnya, tidak semua informasi yang beredar dapat dipercaya. Hoaks atau informasi palsu menjadi ancaman nyata, bukan hanya bagi masyarakat umum, tetapi juga bagi para orang tua yang masih belum sepenuhnya terbiasa dengan dinamika dunia digital. Menyadari hal ini, mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 50 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) hadir memberikan kontribusi nyata melalui program Sosialisasi Literasi Digital kepada masyarakat, khususnya kalangan orang tua di Desa Sukamanah, Kecamatan Tanara, Provinsi Banten. (Senin, 28 Juli 2025)  Literasi Digital untuk Orang Tua: Menjawab Tantangan Zaman Desa Sukamanah adalah salah satu desa yang berkembang dengan percepatan pembangunan yang masif. Salah satu pembangunan yang menjadi fokus utama adalah aksebilitas internet yang memadai. Seiring hal tersebut penggunaan smartphone dikalangan orang tua mengalami peningkatan, membuktikan upaya komformitas terhadap perkembangan zaman di era digital, namun disrupsi teknologi ini belum tentu dapat ditanggapi dengan baik, arus informasi yang cepat seringkali berbanding terbalik dengan akurasi informasi yang diterima, menjadi sebuah tantangan besar dalam kemajuan zaman.  Bertempat di Balai Desa Sukamanah, kegiatan ini mengusung tema “Hoax Bikin Cemas, Fakta Bikin Cerdas”, dengan tujuan utama memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai cara mengenali, memverifikasi, dan menghindari hoaks di media sosial maupun aplikasi pesan instan seperti WhatsApp.  Peserta kegiatan sebagian besar merupakan bapak-bapak dan ibu-ibu rumah tangga serta tokoh masyarakat yang antusias mengikuti penyuluhan ini. Materi yang disampaikan mencakup; Ciri-ciri hoaks, bentuk umum hoaks, cara cek fakta, dan etika digital.  Mengapa Orang Tua Perlu Melek Digital? Sebagian besar anak-anak dan remaja saat ini sudah sangat akrab dengan dunia digital. Namun, tanpa bimbingan yang tepat dari orang tua, mereka bisa terpapar informasi yang salah, konten negatif, atau bahkan mengalami ancaman seperti penipuan online dan perundungan siber.  Dengan memahami literasi digital, orang tua bisa: Mendampingi anak saat menggunakan internet Mengetahui konten apa saja yang aman dan bermanfaat Menjadi teladan dalam penggunaan media sosial yang positif Mewaspadai berita hoaks dan penipuan online Menjaga privasi dan data pribadi agar tidak disalahgunakan  “Secara sederhana, hoaks merupakan informasi yang keliru akan tetapi dipercaya oleh masyarakat secara luas, akibat keterbatasan pengetahuan” ujar Rifqy Hafizh. “Solusi memberantas hoaks adalah dengan mengecek kredibilitas media dan mengetahui siapa penulisnya serta mengecek dengan media informasi lain” lanjutnya.  Deden Hidayat S.H mengemukakan bentuk umum hoaks yang beredar, “Ada beberapa bentuk umum nya yaitu yang pertama broadcast whatsapp palsu, lalu ada video atau gambar tanpa konteks, screenshot berita palsu, notifikasi palsu situs berita atau pop up, dan gambar lama diklaim baru.”  Antusiasme peserta terlihat jelas saat sesi tanya jawab dibuka. Para peserta aktif mengangkat tangan, ingin bertanya langsung kepada pemateri. Salah satu peserta, Kang Asep (Salah Satu Staff Desa) bertanya, “Bagaimana caranya mendeteksi video tiktok ai?”  “Cara mendeteksinya itu dengan cara mengecek di web pendeteksi ai lalu akan terlihat nanti tulisannya dibuat oleh ai.” jawab Deden Hidayat, S.H.  Penutup Melalui pendekatan edukatif yang ramah dan aplikatif, KKM 50 Untirta membuktikan bahwa mahasiswa bisa berperan penting dalam membangun ketahanan informasi di masyarakat. Di tengah gempuran hoaks yang bikin cemas, program ini menjadi bukti bahwa fakta yang akurat mampu mencerdaskan dan menenangkan. Sebuah langkah kecil dari kampus, namun berdampak besar bagi masyarakat, terutama para orang tua yang sedang menavigasi kehidupan di era digital.


Tangerangtalk — Di era digital yang semakin canggih ini, informasi bisa menyebar hanya dalam hitungan detik. Sayangnya, tidak semua informasi yang beredar dapat dipercaya. Hoaks atau informasi palsu menjadi ancaman nyata, bukan hanya bagi masyarakat umum, tetapi juga bagi para orang tua yang masih belum sepenuhnya terbiasa dengan dinamika dunia digital. 

Menyadari hal ini, mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 50 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) hadir memberikan kontribusi nyata melalui program Sosialisasi Literasi Digital kepada masyarakat, khususnya kalangan orang tua di Desa Sukamanah, Kecamatan Tanara, Provinsi Banten. Senin, (28/07/2025)

Literasi Digital untuk Orang Tua: Menjawab Tantangan Zaman

Desa Sukamanah adalah salah satu desa yang berkembang dengan percepatan pembangunan yang masif. Salah satu pembangunan yang menjadi fokus utama adalah aksebilitas internet yang memadai. Seiring hal tersebut penggunaan smartphone dikalangan orang tua mengalami peningkatan, membuktikan upaya komformitas terhadap perkembangan zaman di era digital, namun disrupsi teknologi ini belum tentu dapat ditanggapi dengan baik, arus informasi yang cepat seringkali berbanding terbalik dengan akurasi informasi yang diterima, menjadi sebuah tantangan besar dalam kemajuan zaman.

Bertempat di Balai Desa Sukamanah, kegiatan ini mengusung tema “Hoax Bikin Cemas, Fakta Bikin Cerdas”, dengan tujuan utama memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai cara mengenali, memverifikasi, dan menghindari hoaks di media sosial maupun aplikasi pesan instan seperti WhatsApp.


Peserta kegiatan sebagian besar merupakan bapak-bapak dan ibu-ibu rumah tangga serta tokoh masyarakat yang antusias mengikuti penyuluhan ini. Materi yang disampaikan mencakup; Ciri-ciri hoaks, bentuk umum hoaks, cara cek fakta, dan etika digital.

Mengapa Orang Tua Perlu Melek Digital?

Sebagian besar anak-anak dan remaja saat ini sudah sangat akrab dengan dunia digital. Namun, tanpa bimbingan yang tepat dari orang tua, mereka bisa terpapar informasi yang salah, konten negatif, atau bahkan mengalami ancaman seperti penipuan online dan perundungan siber.

Dengan memahami literasi digital, orang tua bisa:

Mendampingi anak saat menggunakan internet

Mengetahui konten apa saja yang aman dan bermanfaat

Menjadi teladan dalam penggunaan media sosial yang positif

Mewaspadai berita hoaks dan penipuan online

Menjaga privasi dan data pribadi agar tidak disalahgunakan

“Secara sederhana, hoaks merupakan informasi yang keliru akan tetapi dipercaya oleh masyarakat secara luas, akibat keterbatasan pengetahuan” ujar Rifqy Hafizh.

“Solusi memberantas hoaks adalah dengan mengecek kredibilitas media dan mengetahui siapa penulisnya serta mengecek dengan media informasi lain” lanjutnya.

Deden Hidayat S.H mengemukakan bentuk umum hoaks yang beredar, “Ada beberapa bentuk umum nya yaitu yang pertama broadcast whatsapp palsu, lalu ada video atau gambar tanpa konteks, screenshot berita palsu, notifikasi palsu situs berita atau pop up, dan gambar lama diklaim baru.”

Antusiasme peserta terlihat jelas saat sesi tanya jawab dibuka. Para peserta aktif mengangkat tangan, ingin bertanya langsung kepada pemateri. Salah satu peserta, Kang Asep (Salah Satu Staff Desa) bertanya, “Bagaimana caranya mendeteksi video tiktok ai?” 

“Cara mendeteksinya itu dengan cara mengecek di web pendeteksi ai lalu akan terlihat nanti tulisannya dibuat oleh ai.” jawab Deden Hidayat, S.H.

Penutup

Melalui pendekatan edukatif yang ramah dan aplikatif, KKM 50 Untirta membuktikan bahwa mahasiswa bisa berperan penting dalam membangun ketahanan informasi di masyarakat. Di tengah gempuran hoaks yang bikin cemas, program ini menjadi bukti bahwa fakta yang akurat mampu mencerdaskan dan menenangkan. Sebuah langkah kecil dari kampus, namun berdampak besar bagi masyarakat, terutama para orang tua yang sedang menavigasi kehidupan di era digital. (Siaran Pers)


Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url