Manusia Ekonomi Tanpa Kebahagiaan
Manusia Ekonomi Tanpa Kebahagiaan |
Tangerangtalk – Filsafat adalah ilmu dan seni dalam mencari jawaban hidup melalui kebajikan-kebajikan yang ada pada alam dan manusia.
Sedangkan ekonomi adalah seni atau ilmu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia dari terbatasnya sumberdaya yang dimiliki.
Filsafat ekonomi sendiri saya terjemahkan dengan serampangan sebagai seni atau ilmu mencari kebijaksanaan manusia dalam memenuhi kebutuhan manusia akibat terbatasnya sumber daya manusia.
Pertanyaan-pertanyan seputar ekonomi atau pemenuhan kebutuhan tentunya sangat menarik. Hal ini tentunya didorong oleh manusia menjawab tantangan zamannya.
Adanya akal manusia yang membedakanya dengan hewan tentunya mendorong pemenuhan kebutuhan manusia ini (ekonomi) bukan hanya untuk sekedar hidup. Namun, manusia memenuhi kebutuhan hidupnya untuk mendapatkan bahagia.
Hal inilah yang sama tua dengan peradaban manusia. Kebahagian adalah tujuan manusia. Namun, seiring perkembangan masa penyimpangan dalam kehidupan membuat pemenuhan kebutuhan ini menjadi terhambat bagi sebagian orang.
Sehingga dari sulitnya pemenuhan kebutuhan akibatnya adanya penyimpangan tersebut. Manusia, merindukan dan mencita-citakan diluar dirinya sosok-sosok ideal yang akan datang menolong memberikan begitu saja kebahagian.
Sepanjang zaman yang ideal tidak kunjung datang. Namun, manusia sudah kandung merindukan yang akan datang. Akhirnya, pemberi semangat untuk terus berharap menjadi sebuah kerja baru segelintir manusia yang sama tak bahagia.
Hingga sang pemberi semangat berharap melahirkan penentu dan kriteria kebahagian versi ideal.
Manusia pada zaman itu mulai terasing dari kebahagian yang dicari. Sibuk dengan versi kebahagian diluar kebutuhannya. Bahkan diperparah lahirnya keinginan.
Manusia yang semakin terasing tersebut semakin tergantung pada sang pemberi semangat. Inilah kisah peradaban manusia ekonomi.
*Sayuti se.sy